Sang Pemimpi

Adalah seorang guru bernama Balia yang menjadi sumber inspirasi bagi Ikal, Arai dan Jimbron. Kelas Balia membawa mereka pada keajaiban ilmu pengetahuan dan luasnya kehidupan, tempat yang memberi mereka nafas untuk keluar dari tekanan hidup. Balia membarakan semangat mereka untuk menjelajahi Eropa dan bagian dunia lain untuk mengarungi kehidupan. Namun, pada saat yang sama, mereka harus menghadapi sikap keras Pak Mustar, sang kepala sekolah. Kontras dengan sikap Balia, Pak Mustar adalah seorang guru yang menerapkan cara didik dengan pola hukuman bagi yang lalai

Problematika yang mereka hadapi tak hanya soal sekolah dan bertahan hidup, tapi juga cinta, satu hal yang tak mungkin mereka hindari di kehidupan remaja. Cinta Arai pada Zakiah Nurmala menggiringnya menjadi seorang penyanyi dadakan dengan berguru pada Bang Zaitun, seorang pemusik Melayu keliling. Jimbron jatuh hati dengan Laksmi, gadis pemurung pekerja pabrik cincau yang tak pernah tersenyum sejak orang tuanya meninggal. Ikal tertarik pada gambar wanita molek dari reklame sebuah film Indonesia di bioskop

Tetapi, kebimbangan Ikal akan hidup dan masa depan membuatnya patah arang dan berusaha menghapus impiannya bersekolah ke Eropa bersama Arai. Ikal yang dulu seolah memiliki semangat baru, menjadi Ikal yang tenggelam dalam keputusasaan dan menyisakan kekecewaan yang dalam di hati sang ayah yang sangat membanggakan dirinya sejak kecil

Rasa bersalah terhadap sang ayah membuat Ikal bangkit, dan para pemimpi pun kembali berlari bersama. Satu persatu simpul-simpul kesulitan hidup untuk mencapai mimpi mereka buka. Cita-cita, harapan, dan cinta. Dengan tambahan bekal dari tabungan Jimbron, Ikal dan Arai melanjutkan hidup untuk merajut mimpi. Namun, setelah gelar sarjana diraih, Arai menghilang. Tinggalah Ikal sendirian mengadu nasib sambil mengejar mimpi. Sanggupkah ia meraih mimpinya tanpa kehadiran Arai?

Jenis Film :
Drama
Produser :
Mira Lesmana
Produksi :
Miles Film & Mizan Productions
Durasi :
128
Pemain :
Lukman Sardi
Mathias Muchus
Nugie
Landung Simatupang
Rieke Dyah Pitaloka
Yayu Unru
Vikri Septiawan
Rendy Ahmad
Azwir Fitrianto
Jay Wijayanto
Nazril Irham
Sutradara :
Riri Riza
Penulis :
Salman Aristo
Mira Lesmana
Rir Riza

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

FILM AVATAR

Avatar' adalah film yang menceritakan tentang sebuah satelit sebesar bumi yang dihuni oleh bangsa Na'vi yang peradabannya mulai diusik oleh manusia. Bangsa Na 'vi adalah mahluk primitif yang sekilas mirip manusia, hanya saja mereka bertubuh besar, berwarna biru dan memiliki ekor.

Plot dimulai pada tahun 2154 saat bekas angkatan laut Amerika, Jake Sully (Sam Worthington) yang mengalami kelumpuhan pada kakinya akibat perang di bumi terpilih kedalam program Avatar. Avatar merupakan program pembuatan makhluk yang mirip dengan suku Na'vi sehingga memungkinkan Jake untuk bisa berjalan kembali.


Jake mendapat tugas untuk mempelajari kehidupan bangsa Na'vi. Adalah Neytiri (suara oleh Zoe SaldaƱa), anak perempuan dari raja klan Omaticaya yang mengajari Jake berbagai macam hal yang dilakukan oleh bangsa Na'vi.


Saat mempelajari kehidupan bangsa Na'vi, Jake menemukan berbagai macam hal yang menakjubkan baik dari kebudayaan bangsa Na'vi itu sendiri maupun dari keindahan hutan pandora.


'Avatar' merupakan salah satu film petualangan yang bertema epik. Ditulis dan disutradarai James Cameron, 'Avatar' menjadi film yang paling dinantikan tahun ini. Apalagi, James Cameron yang sudah cukup lama tidak menyutradarai film bertema epik.


Biaya besar yang dihabiskan untuk film berdurasi selama 161 menit ini terbayar lunas dengan skenario, efek suara dan grafis yang fantastis. Hadir dengan teknologi IMAX 3D, 'Avatar' dapat membuat penontonnya takjub dengan keindahan dari film ini.


Sukses berkolaborasi dalam 'Aliens' dan 'Titanic' membuat James Cameron lagi-lagi memberikan kepercayaan kepada James Horner dalam menangani scoring 'Avatar'. Penyanyi pop asal inggris, Leona Lewis pun dipercaya untuk menyanyikan theme song 'Avatar' yang berjudul 'I See You'.


'Avatar' mendapat sambutan hangat dari kritikus film. Di salah satu situs film, 'Avatar' meraih rating yang sangat baik, yakni 87 persen.


Sejauh ini 'Avatar' telah mendapat penghargaan Best Picture dari New York Film Critics Online. Selain itu, Broadcast Film Critics Association mencantumkan 'Avatar' dalam sembilan nominasinya. Bahkan, film ini masuk dalam nominasi 67th Golden Globe Awards pada kategori Best Motion Picture - Drama", Best Director, Best Film Score dan Best Film Song bersaing dengan 'Inglourious Basterds'.


Dari keseluruhan, 'Avatar' layak mendapatkan lima bintang dan menjadi film wajib tonton di akhir tahun.


resensi dari kapanlagi.com


Terjebak di antara dua kubu yang bertikai memang tak pernah menyenangkan dan itulah yang dialami Jake Sully (Sam Worthington) saat ia setuju untuk dikirim ke Pandora. Di planet asing yang dihuni berbagai makhluk ini Jake yang semula berharap bisa memulai hidup baru malah terlibat masalah pelik yang mengharuskannya memilih pihak.


Jake adalah mantan marinir yang mengalami luka parah dalam sebuah pertempuran di bumi. Akibatnya kaki Jake mengalami kelumpuhan total. Ada satu harapan buat Jake. Jika ia mengikuti program Avatar dan dikirim ke planet Pandora maka ia akan kembali bisa berjalan seperti sedia kala meski konsekuensinya Jake akan menggunakan 'tubuh baru'.


Agar memungkinkan buat manusia untuk hidup di Pandora maka mereka dibuatkan satu tubuh buatan dan pikiran para manusia ini akan ditanamkan ke dalam tubuh yang disebut Avatar ini sehingga Avatar ini seolah-olah adalah tubuh mereka sendiri. Tugas Jake adalah menjadi pemandu bagi beberapa manusia yang menggunakan tubuh Avatar untuk mencari sumber mineral baru untuk kepentingan industri di bumi.


Di tengah perjalanan, Jake bertemu Neytiri (Zoe Saldana), bangsa Na'vi penghuni planet Pandora. Seiring berjalannya waktu Jake pun jatuh cinta pada Neytiri. Berawal dari cinta inilah Jake lantas menghadapi dilema antara melanjutkan misinya mengeksplorasi Pandora atau membela kaum Na'vi melindungi Pandora.


Setelah sukses menggarap TITANIC di tahun 1997, nama James Cameron memang jarang terdengar. Di antara film TITANIC dan AVATAR ini praktis hanya ada dua film saja yang ia sutradarai, GHOSTS OF THE ABYSS dan ALIENS OF THE DEEP. Konon James lebih banyak menghabiskan waktu mempelajari kehidupan di dasar samudera dan berbekal pengetahuan ini pula James lantas menggagas film AVATAR ini.


Sejak diperkenalkan, film ini memang mengundang pertanyaan, "Apa yang akan ditawarkan sang maestro ini?" Dan sekarang pertanyaan itu terjawab tuntas, James Cameron kembali mengulang kesuksesan film TITANIC dengan menawarkan sebuah tontonan yang layak mendapat acungan jempol.


Dalam durasi sekitar 160 menit, James mampu menata grafik cerita dengan baik sehingga bagian akhir pun masih menyisakan 'kekuatan cerita' dan bukan hanya sekedar solusi akhir yang murni berisi adegan laga. James memanfaatkan waktu 160 menit itu dengan baik sehingga seluruh aspek dari film ini dapat diekspos dengan baik.


Soal visual, ada yang menyebut CGI adalah pedang bermata dua. Terlalu banyak CGI maka film jadi buruk sementara bila sektor ini tak diperhatikan yang terjadi adalah sajian visual yang tak memuaskan. James sepertinya paham benar dan menempatkan teknologi pada tempat yang seharusnya. Visual efek terlihat sangat realistis terlebih pada ekspresi wajah bangsa Na'vi yang benar-benar mencerminkan emosi yang mereka rasakan saat itu. James mampu membangun sebuah dunia yang penuh imajinasi tanpa harus terjebak dengan eksploitasi CGI yang berlebihan.


Kalaupun ada kekurangan yang terasa sebenarnya adalah ide cerita yang terasa generik. Kalau mau jujur, ide dasar cerita ini tak jauh beda dengan beberapa film yang mencoba mengungkap masalah yang sama seperti DANCES WITH WOLVES atau THE LAST SAMURAI.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Plus Minus Quad-Core

Perkembangan processor demikian pesat. Two-in-one core dengan dual-core pada processor bukan lagi yang terdepan. Intel telah memperkenalkan jajaran processor quad-corenya. Pembahasan kali ini akan lebih fokus untuk empat core processor di dalam satu packaging.

Kehadiran quad-core processor untuk PC adalah salah satu topik hangat yang masih dibicarakan sekarang. Beberapa keterangan tambahan juga ditambahkan untuk ulasan kali ini. AMD juga tentunya tidak tinggal diam melihat teknologi yang ditawarkan oleh Intel.
Namun pendekatan quad-core pada AMD, setidaknya untuk sekarang ini, terlalu berbeda.
Dengan menggunakan dual processor dualcore pada satu motherboard. Beberapa kendala akan dihadapi jika mengandalkan pendekatan AMD. Penggunaan dual processor akan membatasi pilihan penggunaan motherboard yang dapat digunakan, juga modul memory. Dan pada akhirnya, juga akan membatasi calon penggunanya. Untuk itu, pada pembahasan quad-core kali ini, kami masih membatasi pada penerapan quad-core yang digunakan oleh Intel.

Sesuai dengan roadmap dari Intel, kehadiran Quad-Core processor telah hadir di penghujung tahun 2006 yang lalu. Dilanjutkan dengan multi-core (lebih dari empat) processor selanjutnya di masa yang akan datang. Tidak lagi untuk segementasi extreme, multi-core juga akan merambah ke segmentasi performance hingga mainstream di tahun yang akan datang Sebagai produk awalnya adalah Intel Core 2 Extreme QX6700 dan Core 2 Quad Q6600 Processor, yang diluncurkan pada awal November lalu. Berita mengenai peluncuran processor Quad-Core ini, sebetulnya sama sekali bukan sebuah kejutan yang baru bagi computer enthusiast. Pada IDF (Intel Developer Forum) terakhir pun, keberadaan
processor ini sudah diperkenalkan. Namun, peluncuran resmi memang baru dilakukan pada November.

Untuk processor desktop PC, ini memang merupakan hal yang baru. Hanya dalam kurun waktu sekitar satu setengah tahun, semenjak Intel dari dual-core menjadi quadcore processor. Ini bisa dijadikan salah satu petunjuk bahwa Intel mulai menganggap serius proses paralel Perlu diakui, fokus tren processor memang “terpaksa” beralih ke paralel. Tidak hanya Intel, pesaingnya pun melakukan pendekatan yang serupa. Di saat peningkatan kinerja sudah semakin sulit lagi untuk didapatkan dari peningkatan frekuensi kerja (clock processor).

Di mana untuk melakukan hal tersebut sudah pasti dibutuhkan peningkatan kebutuhan catuan daya untuk CPU. Dan hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan suhu kerja saat beroperasi. Hal tersebut sudah kurang memuaskan lagi untuk tren dan kebutuhan komputer terkini. Semenjak processor dual-core diperkenalkan, memang sebuah awal tren pengembangan processor baru.

Alih-alih mengingkatkan clock processor, paralel core processor dalam satu kemasan fi sik processor menjadi pilihannya. Meskipun semenjak dual-core diperkenalkan untuk processor desktop sampai sekarang, belum semua aplikasi dapat memaksimalkan kemampuan processor dual-core. Dengan split thread ke masing-masing core, di mana pada kemampuan process multithread inilah, processor dual-core lebih menunjukan kemampuan maksimal dibandingkan singlecore. Namun setidaknya, dengan peluncuran processor quad-core untuk desktop PC ini, lebih mene gaskan bahwa sudah saatnya tren paralel dengan multithread yang dikerjakan pada multi-core processor.

Intel memperkenalkan jajaran processor dengandual-core dalam selang waktu singkat. Namun kemudian Intel sudah meluncurkan quad-core, masih dengan core microarchitecture yang kurang lebih sama dengan yang terdahulu nm. CPU dengan code named Penryn ini belum diketahui banyak informasinya.

Harga
Ini mungkin akan menimbulkan pertanyaan, mengapa quad-core processor ditawarkan dengan harga yang bersaing dibandingkan processor dual-core. Pada penjelasan sebelum nya, dapat dimengerti mengapa teknologi quad-core tidak memberikan lompatan harga yang demikian besar. Keputusan Intel membuat quad-core dari menggabungkan dua dual-core dalam satu packaging (kemasan) processor LGA775 memungkinkan hal ini.
Dan konsumen diharapkan akan memiliki pilihan sesuai dengan kebutuhannya. Karena bagaimanapun ini sama dengan keadaan terdahulu.

Baik quad-core maupun dual-core yang ditawarkan memiliki keunggulannya tersendiri. Dual-core Extreme X6800 bekerja pada clock 2,93 GHz, sedangkan Intel Core 2 Extreme QX6800 bekerja pada clock yang lebih rendah 2,66 GHz. Processor Intel dengan clock yang lebih tinggi masih akan tetap memberikan kinerja yang lebih baik pada aplikasi single-threaded, yang masih banyak digunakan pada aplikasi PC desktop. Sedangkan, processor quad-core memiliki keunggulan pada saatdigunakan dalam aplikasi multi-thread. Meskipun belum semua aplikasi dapat mengoptimalkan multi-thread tersebut.

Namun seiring dengan perkembangan tren, terlihat dari perkembangan processor terbaru, tentunya multi-thread lebih menjanjikan di kemudian hari. Sejarah terulang kembali, adalah sebuah kiasan yang tepat untuk hal ini. Hal ini tidak banyak berbeda dengan yang terjadi pada masa terdahulu. Saat pengguna diberikan pilihan antara single-core processor yang dapat bekerja pada clock yang lebih tinggi, dengan processor quad-core dengan clock yang lebih rendah.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS